Kamis, 01 Maret 2012

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMERIKSAAN ANC


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.       Latar Belakang

Pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (1).
Dalam pelayanan ANC terdapat pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T” yang terdiri dari : timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tabelt tambah darah selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara dalam persiapan rujukan(2).
Adapun tujuan umum dilakukannya ANC adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. Sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat (3).
Pelita V di bidang kesehatan merupakan suatu era dimana perhatian dan upaya ditujukan kepada peningkatan keselamatan dan kesehatan ibu (Gerakan Safe Motherhood). Tekad yang telah digalang adalah menurunkan kejadian kematian ibu di Indonesia yang sekarang ini masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama negara-negara di Asia. Telah pula dibuktikan oleh para ahli, bahwa angka kesakitan dan kematian ibu meningkat drastis selama kurun kehamilan, melahirkan dan pascalahir(4).
Dengan keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 574/Menkes/SK/2000 telah ditetapkan visi pembangunan kesehatan yaitu “ Indonesia Sehat 2010“. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata sehingga mamiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya(5).
Sejak dicanangkannya visi Indonesia sehat 2010 telah banyak kemajuan yang dicapai. Akan tetapi kemajuan-kemanjuan itu tampaknya masih jauh dari target yang ingin dicapai pada tahun 2010(5).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 / 2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) adalah 20/1000 kelahiran hidup(6). Tingginya angka mortalitas ibu hamil / nifas dan bayi merupakan akibat dari rendahnya pemeriksaan kehamilan antara lain adalah faktor sosial budaya dan faktor sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) (7).
Kehamilan, yang pada dasarnya merupakan suatu proses fisiologis, ternyata dapat terganggu oleh berbagai macam penyakit dan kelainan yang dapat membahayakan kesehatan ibu ataupun janin. Oleh karena itu, setiap keadaan selama hamil yang mengganggu kesehatan dan keselamatan jiwa ibu maupun janin haruslah diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan pencegahan ataupun pengobatan yang sebaik-baiknya. Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu cara terbaik(4). Karena dengan ibu melakukan pemeriksaan, segala komplikasi kehamilan dapat dideteksikan secara dini(1).
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon tahun 2008 jumlah ibu hamil sebanyak 62.046 ibu hamil dengan K1 berjumlah 53.940 ibu hamil (86,9%) dan K4 berjumlah 49.460 ibu hamil (79,7%)(8).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Watubelah Kabupaten Cirebon tahun 2008 diperoleh data jumlah ibu hamil sebanyak 1.072 ibu hamil dengan K1 berjumlah 964 ibu hamil (89,9%) dan K4 berjumlah 891 ibu hamil (83,1%)(9).
Berdasarkan data diatas ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC ke petugas kesehatn tahun 2008 belum mencapai target karena target K1 adalah 95% dan target K4 adalah 90% sedangkan di Puskesmas Watubelah jumlah K1 adalah 89,9% dan K4 baru mencapai 83,1%.
Rendahnya prosentase ibu hamil melakukan pemeriksaan ke petugas kesehatan dapat memberikan dampak langsung terhadap kesehatan ibu dan anak nantinya(4).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar