Kamis, 01 Maret 2012

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh  sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain penyakit-penyakit tersebut, hipertensi dapat pula menyebabkan gagal ginjal, penyakit pembuluh lain, diabetes mellitus dan lain-lain 
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial-ekonomi. Seseorang dikatakan hipertensi jika mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah (Djikronegoro 1998).
Tekanan darah normal (normotensif) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian 
Penderita hipertensi sangat heterogen, hal ini membuktikan bahwa hipertensi bagaikan mozaik, diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai sub-kelompok berisiko di dalam masyarakat. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormon, dan genetik, maupun yang bersifat eksogen, seperti rokok, nutrisi, stresor dan lain-lain 
Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13% dari total kematian, dan prevalensinya hampir sama besar baik di Negara berkembang maupun di Negara maju. Hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi karena hipertensi merupakan penyebab utama meningkatnya resiko penyakit stroke, jantung, dan ginjal. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan karena alasan penyakit tertentu. Bahkan sering ditemukan penderita yang telah mengalami berbagai komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak, ataupun ginjal. Hipertensi merupakan penyakit yang mendapatkan perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga membutuhkan penanggulangan jangka penjang yang menyeluruh dan terpadu 
Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120–140 mmHg tekanan sistolik dan 80 – 90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Tekanan darah pada orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan sistoliknya 140 – 159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 – 99 mmHg. Diklasifikasikan menderita hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih 160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangakan hipertensi stadium III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 116 mmHg 
Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan sangat tinggi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain, juga menimbulkan kecacatan permanen dan kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda, sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang, bahkan seumur hidup 
Berdasarkan data WHO, dari 50 % penderita hipertensi yang diketahui hanya 25 % yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5 % yang diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025 nanti kasus hipertensi terutama di Negara berkembang akan mengalami kenaikan sekitar 80 % dari 639 juta kasus di tahun 2000, yaitu menjadi 1,15 milyar kasus. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini 
Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55-64 tahun. Hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18% pada tahun 1997, hipertensi dijumpai pada 4.400 per 10.000 penduduk. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995, prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi, 83 per 1.000 anggota rumah tangga, pada tahun 2000 sekitar 15-20% masyarakat Indonesia menderita hipertensi (Depkes RI, 2003).
Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu 7% sampai 22%. Berdasarkan hasil survey penderita yang berujung pada penyakit jantung 75%, stroke 15%, dan gagal ginjal 10%. Penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi juga meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8%-28,6% penduduk yang berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi 
Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi; lebih dari 90 % diantara mereka menderita hipertensi esensial (primer), diman tidak dapat ditemukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder) seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan 
Pada tahun 1997 sebanyak 15 juta penduduk Indonesia mengalami hipertensi tetapi hanya 4% yang melakukan kontrol rutin. Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT, 2001) di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi; 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke. Terdapat 50% penderita tidak menyadari sebagai penderita, sehingga penyakitnya lebih berat karena tidak merubah dan menghindari faktor risiko. Sebanyak 70% adalah hipertensi ringan, maka banyak diabaikan/terabaikan sehingga menjadi ganas (hipertensi maligna) dan 90% hipertensi esensial dan hanya 10% penyebabnya diketahui seperti penyakit ginjal, kelainan hormonal dan kelainan pembuluh darah. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional Tahun 2001, angka kesakitan Hipertensi pada dewasa sebanyak 6-15% dan kasusnya cenderung meningkat menurut peningkatan usia. Beberapa penyakit tidak menular yang ada tersebut, penyakit kardiovaskular mempunyai kontribusi cukup besar terhadap tingginya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit tidak menular 
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah turut berperan pada terjadinya hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain merokok, asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah. Selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium (yang mengatur jumlah cairan tubuh), faktor renin-angiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang mempengaruhi tekanan darah) 
Pada kalangan penduduk umur 25 – 65 tahun dengan jenis kelamin laki-laki yang mempunyai kebiasaan merokok cukup tinggi yaitu 54,5% dan perempuan 1,2%. Ironisnya dari tingginya kasus tersebut tidak diikuti kebiasaan olah raga yang adekuat yaitu hanya sebesar 14,3% (Depkes RI, 2003).
Di Kota Cirebon sendiri angka kejadian penyakit sistem pembuluh darah (termasuk Hipertensi di dalamnya) cukup tinggi. Pada tahun 2009 mencapai 4.038 penderita. Pada tahun 2010 penderita hipertensi primer mencapai 5071 orang sedangkan yang menderita hipertensi sekunder mencapai 261 orang selama tahun 2010 
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Penderita Hipertensi Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Gunung Jati Kota Cirebon selama periode bulan Januari - Desember tahun 2010 dan Januari – Februari 2011

NNo
Bulan
Jumlah Penderita Hipertensi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
60
114
97
149
130
124
157
110
154
49
68
61
79
61
Jumlah
1413
     
Dampak atau kerugian-kerugian yang diderita apabila seseorang terserang hipertensi dan penyakit-penyakit yang ditimbulkannya sangat luas yaitu kerugian ekonomi, adanya dampak penyakit yang mempengaruhi variabel-variabel penting dalam kegiatan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang dan penyakit dipandang sebagai pengakuan sosial, dimana seseorang yang mengidap penyakit tertentu tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar, dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi tersebut
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi sehingga dapat memberikan informasi yang akurat, khususnya bagi penderita hipertensi agar dapat menghindari factor pencetus yang dapat memperberat keadaan hipertensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar