BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya
peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ
tubuh sehingga timbul kerusakan lebih
berat seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang
tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah
jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot
jantung). Selain penyakit-penyakit tersebut, hipertensi dapat pula menyebabkan
gagal ginjal, penyakit pembuluh lain, diabetes mellitus dan lain-lain
Penyakit hipertensi
sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak
mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.
Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai
kelompok umur dan kelompok sosial-ekonomi. Seseorang dikatakan hipertensi
jika mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh
angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi
darah menggunakan alat pengukur tekanan darah (Djikronegoro 1998).
Tekanan darah normal
(normotensif) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu
untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Bila seseorang mengalami tekanan
darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur
(rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius
bahkan bisa menyebabkan kematian
Penderita hipertensi
sangat heterogen, hal ini membuktikan bahwa hipertensi bagaikan mozaik,
diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai sub-kelompok berisiko di
dalam masyarakat. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang
bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormon, dan genetik, maupun yang bersifat
eksogen, seperti rokok, nutrisi, stresor dan lain-lain
Hipertensi diperkirakan
menjadi penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13%
dari total kematian, dan prevalensinya hampir sama besar baik di Negara berkembang
maupun di Negara maju. Hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan
mortalitas (kematian) yang tinggi karena hipertensi merupakan penyebab utama
meningkatnya resiko penyakit stroke, jantung, dan ginjal. Pada kebanyakan
kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan karena alasan penyakit tertentu.
Bahkan sering ditemukan penderita yang telah mengalami berbagai komplikasi pada
organ-organ vital seperti jantung, otak, ataupun ginjal. Hipertensi merupakan
penyakit yang mendapatkan perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga
membutuhkan penanggulangan jangka penjang yang menyeluruh dan terpadu
Menurut WHO batas normal
tekanan darah adalah 120–140 mmHg tekanan sistolik dan 80 – 90 mmHg tekanan
diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya >
140/90 mmHg. Tekanan darah pada orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun
diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan sistoliknya 140
– 159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 – 99 mmHg. Diklasifikasikan menderita
hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih 160 mmHg dan
diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangakan hipertensi stadium III apabila
tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 116
mmHg
Di seluruh dunia,
hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Di samping karena
prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga
karena tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan sangat tinggi seperti
penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain, juga menimbulkan
kecacatan permanen dan kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok
dewasa muda, sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan
yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang, bahkan seumur hidup
Berdasarkan data WHO,
dari 50 % penderita hipertensi yang diketahui hanya 25 % yang mendapat
pengobatan, dan hanya 12,5 % yang diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun
2025 nanti kasus hipertensi terutama di Negara berkembang akan mengalami
kenaikan sekitar 80 % dari 639 juta kasus di tahun 2000, yaitu menjadi 1,15
milyar kasus. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi dan
pertambahan penduduk saat ini
Prevalensi hipertensi di
seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebih banyak menyerang
pada usia setengah baya pada golongan umur 55-64 tahun. Hipertensi di Asia
diperkirakan sudah mencapai 8-18% pada tahun 1997, hipertensi dijumpai pada
4.400 per 10.000 penduduk. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995,
prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi, 83 per 1.000 anggota rumah
tangga, pada tahun 2000 sekitar 15-20% masyarakat Indonesia menderita
hipertensi (Depkes RI, 2003).
Prevalensi penderita
hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu 7% sampai 22%. Berdasarkan hasil
survey penderita yang berujung pada penyakit jantung 75%, stroke 15%, dan gagal
ginjal 10%. Penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi juga meningkat dengan
bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di
Indonesia menunjukkan 1,8%-28,6% penduduk yang berusia di atas 20 tahun adalah
penderita hipertensi
Sekitar 20 % populasi
dewasa mengalami hipertensi; lebih dari 90 % diantara mereka menderita
hipertensi esensial (primer), diman tidak dapat ditemukan penyebab medisnya.
Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi
sekunder) seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkim ginjal,
berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan
Pada tahun 1997 sebanyak
15 juta penduduk Indonesia mengalami hipertensi tetapi hanya 4% yang melakukan
kontrol rutin. Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT, 2001) di kalangan
penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita
menderita hipertensi; 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke.
Terdapat 50% penderita tidak menyadari sebagai penderita, sehingga penyakitnya
lebih berat karena tidak merubah dan menghindari faktor risiko. Sebanyak 70%
adalah hipertensi ringan, maka banyak diabaikan/terabaikan sehingga menjadi
ganas (hipertensi maligna) dan 90% hipertensi esensial dan hanya 10%
penyebabnya diketahui seperti penyakit ginjal, kelainan hormonal dan kelainan
pembuluh darah. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional Tahun 2001, angka
kesakitan Hipertensi pada dewasa sebanyak 6-15% dan kasusnya cenderung
meningkat menurut peningkatan usia. Beberapa penyakit tidak menular yang ada
tersebut, penyakit kardiovaskular mempunyai kontribusi cukup besar terhadap
tingginya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit tidak menular
Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah turut
berperan pada terjadinya hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain
merokok, asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah. Selain
faktor-faktor tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi antara lain alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium (yang mengatur
jumlah cairan tubuh), faktor renin-angiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang
mempengaruhi tekanan darah)
Pada kalangan penduduk
umur 25 – 65 tahun dengan jenis kelamin laki-laki yang mempunyai kebiasaan
merokok cukup tinggi yaitu 54,5% dan perempuan 1,2%. Ironisnya dari tingginya
kasus tersebut tidak diikuti kebiasaan olah raga yang adekuat yaitu hanya
sebesar 14,3% (Depkes RI, 2003).
Di Kota Cirebon sendiri
angka kejadian penyakit sistem pembuluh darah (termasuk Hipertensi di dalamnya)
cukup tinggi. Pada tahun 2009 mencapai 4.038 penderita. Pada tahun 2010
penderita hipertensi primer mencapai 5071 orang sedangkan yang menderita hipertensi
sekunder mencapai 261 orang selama tahun 2010
Tabel
1.1
Jumlah
Kunjungan Penderita Hipertensi Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Gunung Jati Kota
Cirebon selama periode bulan Januari - Desember tahun 2010 dan Januari –
Februari 2011
NNo
|
Bulan
|
Jumlah Penderita
Hipertensi
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
|
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
|
60
114
97
149
130
124
157
110
154
49
68
61
79
61
|
Jumlah
|
1413
|
Dampak atau
kerugian-kerugian yang diderita apabila seseorang terserang hipertensi dan
penyakit-penyakit yang ditimbulkannya sangat luas yaitu kerugian ekonomi, adanya
dampak penyakit yang mempengaruhi variabel-variabel penting dalam kegiatan
ekonomi jangka pendek dan jangka panjang dan penyakit dipandang sebagai
pengakuan sosial, dimana seseorang yang mengidap penyakit tertentu tidak bisa
menjalankan peran normalnya secara wajar, dan bahwa harus dilakukan sesuatu
terhadap situasi tersebut
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran
faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi sehingga dapat
memberikan informasi yang akurat, khususnya bagi penderita hipertensi agar
dapat menghindari factor pencetus yang dapat memperberat keadaan hipertensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar